PHAEOPHYTA
1.Definisi Phaeophyta(Algae coklat)
Phaeophyta atau alga coklat adalah kelompok autotrof, organisme
multisel, milik kelas Phaeophyceae di divisi Chromophyta. Mereka mengandung
pigmen xantofil – fucoxanthin, selain klorofil a dan c. Oleh karena itu,
anggota Phaeophyta menunjukkan karakteristik warna kehijauan-coklat. Pigmen
berwarna coklat sangat penting untuk adaptasi Phaeophyta di laut dalam dan
samudera. Phaeophyta biasanya disesuaikan dengan lingkungan laut, hanya
beberapa Phaeophyta yang merupakan spesies air tawar. Bahkan, sebagian besar
Phaeophyta yang dominan di zona beriklim belahan bumi utara, sedangkan beberapa
spesies ditemukan di perairan tropis yang hangat. Sampai sekarang, sekitar
1500-2000 spesies alga coklat diidentifikasi di seluruh dunia.
2.Klasifikasi Phaeophyta
Domain :
Eukaryota (Kehadiran organel sel terikat membran)
Kingdom :Protista
Filum : Heterokontophyta – Alga dengan
klorofil a dan c.
Kelas : Phaeophyceae – Brown ganggang
memiliki pigmen fucoxanthin.
Ordo
: Fucales, Laminarales, Dictyotales,
Ectocarpales
Keluarga
: Fucaceae
Genus
: Fucus
Spesies : Distichus, Serratus, Spiralis, Vesiculosus
3.Struktur Tubuh
Phaeophyta
4.Reproduksi
Phaeophya(Alga Coklat)
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu, Reproduksi pada
alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dengan
pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi,sedangkan reproduksi seksual
terjadi secara oogami atau isogami.Reproduksi seksual alga cokelat hampir
serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya
adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus.Selain
berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga
berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami. Proses oogami
adalah sebagai berikut.
Ujung lembaran talus yang
fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam
reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan
sel kelamin jantan (spermatozoid)dan oogonium yang menghasilkan sel
telur dan benang-benang mandul (parafisis).
Dari
gambar tampak terlihat bahwa salah satu contoh daur hidup Fucus sp alga cokelat
seperti alga lainnya, yaitu perkembangbiakannya dilakukan secara aseksual dan
seksual. Perkembangbiakan aseksual dengan cara fragmentasi, secara seksual
dengan pembentukan alat kelamin, yaitu dengan konseptakel jantan yang terdapat
anteridium yang menghasilkan spermatozoid, sedangkan konseptakel betina
terdapat oogonium yang menghasilkan ovum. Jika terjadi pembuahan, maka akan
menghasilkan zigot dan tumbuh menjadi individu baru
5.Contoh
Phaeophyta
6.Manfaat
Phaeophyta
Phaeophyta Dieksploitasi secara komersial termasuk,
Laminarales dan Fucales. Sebelumnya, rumput laut laut Phaeophyta digunakan
untuk ekstraksi yodium dan kalium. Dalam waktu belakangan, Phaeophyta secara
luas dimanfaatkan untuk ekstraksi asam alginat. Ini asam alginat digunakan
untuk menurunkan alginat, gel koloid utama yang digunakan sebagai stabilizer,
emulsifier atau pengikat dalam banyak aplikasi industri.
Secara komersial, alginat digunakan dalam pencetakan kain,
kue, pasta gigi, sabun, es krim, pengawetan daging, dll Penggunaan lain
Phaeophyta adalah dalam pembuatan semprotan pertanian atau perkebunan. Selain
itu, Phaeophyta digunakan sebagai sumber makanan. Para ganggang coklat,
laminaria dibudidayakan di kolam alga buatan manusia (menggunakan tali) untuk
produksi suplemen makanan dan alginat. Panen Phaeophyta kemudian diproses untuk
menyiapkan makanan rumput laut. Ini makanan rumput laut tinggi protein yang
diekspor ke berbagai negara, terutama untuk memecahkan masalah gizi buruk.
RHODOPHYTA
1.Pengertian Rhodophyta(Algae Merah)
Istilah
Rhodophyta berasal dari bahasa Yunani, rhodos yang berarti ‘merah’. Jadi, Rhodophyta
berarti ganggang merah (red algae). Berbeda dengan Filum lainnya, Filum
ini tidak mempunyai tahapan flagella dalam siklus hidupnya. Anggota Filum
ini mempunyai pigmen fotosintetik berupa fikobilin yang terdiri dari
fikoeritrin (pigmen merah) dan fikosianin (pigmen biru). Fikoeritrin
merupakan pigmen yang paling dominan sehingga menyebabkan warna talus
ganggang ini menjadi merah. Meskipun demikian, tidak semua ganggang
ini berwarna merah. Di laut dalam, ganggang ini mempunyai warna
ungu hampir hitam. Pada kedalaman sedang berwarna merah cerah,
sedangkan pada air yang sangat dangkal, berwarna agak
kehijauan. Sebagian besar ganggang merah adalah multiseluler. Bentuk
talusnya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Tubuhnya ditutupi kalsium
karbonat (CaCO3). Dinding sel ganggang merah terdiri atas komponen yang
berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari myofibril,
sedangkan sel sebelah luar tersusun dari zat lendir. Adapun
cadangan makanan disimpan
dalam bentuk tepung floridean.
2.Ciri Ciri Rhodophyta
Divisi Rhodophyta memiliki ciri-ciri antara
lain selnya mempunyai dinding yang terdiri dari selulose dan agar atau karagen.
Rhodophyceae tidak pernah menghasilkan sel-sel berflagela. Memiliki sejumlah
pigmen klorofil yang terdiri dari klorofil a dan d. Memiliki
Fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin dan fikosianin yang sering disebut
pigmen aksesoris. terdapat
karoten yaitu pigmen-pigmen
yang terdapat dalam kloroplas. Cadangan makanan berupa tepung flaridea dan
terdapat diluar kloroplas. Memiliki
talus.
Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler. Talus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian. Pada dasarnya talus yang multiseluler, terutama yang tinggi tingkatannya terdiri dari filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya sedemikian rupa hingga membentuk talus yang pseudoparenkhimatik. Talus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Pada Rhodophyta yang tinggi tingkatannya ada 2 tipe talus: monoaksial dan multiaksial.
Reproduksi pada perkembangbiakan pada divisi Rhodophyta umunya sama dengan jenis divisi lainnya dari alga.
Hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler. Talus yang multiseluler berbentuk filamen silinder ataupun helaian. Pada dasarnya talus yang multiseluler, terutama yang tinggi tingkatannya terdiri dari filamen-filamen yang bercabang-cabang dan letaknya sedemikian rupa hingga membentuk talus yang pseudoparenkhimatik. Talus umumnya melekat pada substrat dengan perantaraan alat pelekat. Pada Rhodophyta yang tinggi tingkatannya ada 2 tipe talus: monoaksial dan multiaksial.
Reproduksi pada perkembangbiakan pada divisi Rhodophyta umunya sama dengan jenis divisi lainnya dari alga.
3.Reproduksi
Rhodophyta
Reproduksi dapat dilakukan secara
vegetatif dengan fragmentasi. Rhodopyceae membentuk bermacam-macam spora,
karpospora (spora seksual), sporta, netral, monospora. Tetraspora, bispora, dan
polispora.
Pergantian keturunan, pada yang tinggi tingkatannya terdiri dari 2 tipe, yaitu bifasik dan trifasik. pada tipe Bifasik inti zigot langsung mengadakan meiosis; hingga menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga membentuk karposporangium yang intinya diploid inti karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk karpospora yang haploid. Karposporofit berada pada gametofit. Pada tipe Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis, membentuk karposporangium dengan karpospora yang diploid. Karposporofit terdapat pada gametofit, karpospora yang diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan hidup bebas, tetrasporangium yang terbentuk intinya membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid (tertraspora). Tetraspora tumbuh menjadi gametofit. Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik.
Pergantian keturunan, pada yang tinggi tingkatannya terdiri dari 2 tipe, yaitu bifasik dan trifasik. pada tipe Bifasik inti zigot langsung mengadakan meiosis; hingga menghasilkan karposporafit haploid yang tumbuh pada gametofitnya atau inti zigot membelah mitosis hingga membentuk karposporangium yang intinya diploid inti karposporangium mengadakan meiosis dan membentuk karpospora yang haploid. Karposporofit berada pada gametofit. Pada tipe Trifasik inti zigot hanya membelah mitosis, membentuk karposporangium dengan karpospora yang diploid. Karposporofit terdapat pada gametofit, karpospora yang diploid tumbuh menjadi tetrasporofit yang diploid dan hidup bebas, tetrasporangium yang terbentuk intinya membelah meiosis dan menghasilkan 4 spora yang haploid (tertraspora). Tetraspora tumbuh menjadi gametofit. Gametofit dan tetrasporofit umumnya isomorfik.
4.Contoh Rhodophyta
5.Manfaat Rhodophyta
Alga
merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain
yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia
misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa
genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina
mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit,
bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain sepertiGracilaria
lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan
karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel
ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat
pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil,
sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup. Beberapa alga
merah bermanfaat sebagai penyokong penting bagi batu karang tropis. Alga merah
juga dapat menghasilkan carrageenan, suatu zat aditif yang dapat ditambahkan
pada puding dan es krim. Selain itu, alga merah yang dikeringkan banyak
digunakan dalam beberapa hidangan masakan Jepang.
KESIMPULAN
PHAEOPHYTA
Struktur Tubuh Phaeophyta
Contoh Phaeophyta
Reproduksi Phaeophyta
RHODOPHYTA
Macam macam Rhodophyta